Minggu, 09 Maret 2014

Short Story 2014

Dear my memories.


Ingatkah kamu pertemuan dimana aku dan kamu saling melempar mata dari kejauhan saling bertatapan menghimpun keberanian untuk saling menyapa meski hanya lewat angin yg berdesir.

Aku merindukan kisah itu lagi awal mula dimana aku dan kamu tidak saling mengenali satu sama lain dan aku pula tak tahu dan tak pernah ingat dimana awal permulaan yg harus aku torehkan saat aku menuliskan kisah ini, karna awal itu berada pada jauh dimulai saat aku samar-samar mengingatmu disuatu sore hari diakhir bulan juni pertengahan tahun 2013 (samping skatepark) sebelum sampai pada kisah puncak perkenalan kita diakhir bulan januari penghantar awal tahun 2014.

Dan diakhir penghujung tahun 2013 pertemuan itu pun kembali terjadi disuatu sore jum'at (ditaman ulin lapangan pemuda) aku memandangmu dari arah berseberangan dengan sangat antusias dan bertanya-tanya siapakah gerangan wanita cantik yg menggemaskan hatiku saat itu namun pada akhirnya aku hanya berani untuk menatap saja tanpa tahu siapa dirimu yg sebenarnya karna tak punya nyali untuk menghampiri.

Setelah lewat beberapa waktu maka sampailah pada hari pertemuan berikutnya dipenghantar tahun 2014 tepatnya dihari rabu sore (tanggal 22 januari) ditempat yg sama kamu dan bersama 3 orang sahabatmu mampir untuk membeli sesuatu (diwarung taman ulin depan lapangan pemuda) lalu kamu berdiri membelakangi dan sesekali menoleh kearah belakang (menatapku) meski hanya dalam sekejap mata namun bagiku ada arti tersendiri dimana tatapan itu bermakna sebuah kode dari tuhan dalam memaknai arti pertemuan kita pada saat itu.

Dihari itu tepatnya dihari jum'at siang (tanggal 24 januari) 2 hari setelah pertemuan kita dirimu kutemukan disebuah jejaring sosial media (facebook) meminta untuk dikonfirmasi dan ya tanpa banyak berpikir (namun sedikit merasa kaget) aku pun langsung mengkonfirmasi dan aku menyadari bahwa itu adalah dirimu saat aku memperhatikan foto sampulmu yg berdiri cantik natural namun dengan gaya yg tampak sedikit elegan dan sederhana. Tanpa basa-basi pun aku langsung saja menuliskan sesuatu diberandamu dengan menyatakan salam perkenalan dan setelah itu terjadilah banyak kelucuan yg tak terduga saling bercanda berkomen ria.

Lalu setelah perkenalan lewat dunia maya itu maka kita pun sepakat untuk saling bertemu diluar dihari senin malam (tanggal 27 januari) yaitu ditempat santai tepatnya ditimbau (samping skatepark) dengan penuh percaya diri aku menghampirimu dan sahabatmu lalu kita saling menyapa bersalaman dan berkenalan dan dari situlah kedekatan antara aku dan dirimu dimulai banyak hal yg kita bicarakan pada malam itu dan pada malam berikutnya dihari selasa (tanggal 28 januari) kita pun bertemu kembali dan bercengkrama disebuah tempat makan (warung nasi goreng bagong) keesokan harinya dimalam kamis kita berjumpa kembali mencari sebuah suasana ditepi turapan (WMU samping pakmin) sambil menikmati manisnya es krim lalu setelah itu kita berdua pun kembali untuk mencari suasana baru bercerita disepanjang jalan dan sampailah kita disebuah tempat dimana tempat itu (ancol) menjadi salah satu tempat favorit kita mengukir cerita saling terbuka bercerita tentang kisah kehidupan diri kita masing-masing dan aku tak jemu saat memandang wajahmu disaat kita sedang bercengkrama dan tak ada rasa sungkan (sambil menggenggam erat tangan) dirimu untuk bercerita kepadaku seolah aku t'lah menjadi salah satu bagian dari belahan jiwamu.

Dimalam sabtu (tanggal 31 januari) saat aku menjemputmu disebuah rumah (samping RPK) kamu menantiku bersama 2 orang sahabatmu dengan wajah penuh rona bahagia lalu kita pun melaju disepanjang jalan kota dan seperti biasa kita mampir ditempat favorit kesayangan kita berdua sambil bercengkrama memadu kasih kau sandarkan kepalamu dibahuku sesekali aku membelai rambutmu sambil memperhatikan redup lampu kendaraan yg berlalu-lalang diseberang dari kejauhan sungai mahakam lalu kunyanyikan kau sebuah lagu sendu tentang seseorang yg sedang merindukan suatu sosok dan dirimu pun menitikkan air mata menangis tersedu tanpa ragu aku pun mengecup keningmu lalu kuseka air matamu dengan belaian tanganku.

Hari demi hari kita lewati dengan penuh senyum kebahagiaan suka cita serta tawa riang tanpa ada satu hal pun yg mengganggu didalam hubungan kita hingga sampailah pada puncak dimana perpisahan antara kita pun tidak bisa untuk dielakkan lagi dimana sampai hari ini pun aku masih tak dapat mempercayai semuanya, merasa bahwa ini adalah seperti sebuah mimpi buruk namun nyata aku tak berdaya menghadapi prihal ini akan tetapi semua mungkin sudah menjadi suratan takdir oleh-Nya perpisahan yg tanpa ada kata berpisah dan tanpa ada pertemuan untuk mengakhiri semua kisah yg t'lah kita ukir bersama ini. Dirimu hanya mengucap kata maaf lewat pesan singkat (SMS) tanpa menjelaskan semuanya dan tanpa aku ketahui apakah ini sebuah akhir ataukah sebuah awal yg sulit. Sampai detik ini aku belum menemukan jawaban mengapa dan apa yg sebenarnya t'lah terjadi diantara kita berdua? Hanya satu hal saja yg bisa aku perbuat untuk dirimu sekarang ini yaitu mengirimkanmu sebuah doa berbentuk harapan dari kejauhan sini. Aku takkan melupakan setiap momen-momen yg t'lah kita lewati bersama meskipun singkat hanya sesaat saja kebersamaan itu namun akan selalu membekas dijiwaku. Salam rindu untukmu wahai kau yg pernah (masih) menjadi kekasih dihatiku.







     Dedicated for my beautiful.